BLOG & BERITA TERKINI

Hari Guru Nasional 2022: Suka Duka Menjadi Guru


Selamat Hari Guru Nasional dan Selamat Memperingati Hari Ulang Tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) ke-77 pada tanggal 25 November 2022.  Terima kasih kepada seluruh Guru di Indonesia yang berjasa untuk mengembangkan pendidikan bagi rakyat Indonesia.

Mendidik dan mengajar adalah proses memanusiakan manusia, sehingga harus memerdekakan manusia dan segala aspek kehidupan baik secara fisik, mental, jasmani dan rohani menurut perspektif tokoh pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara. Guru haruslah menjadi teladan, seorang model sekaligus mentor dari anak atau siswa di dalam mewujudkan perilaku yang berkarakter yang meliputi olah pikir, olah hati dan olah rasa.

Perspektif guru dalam menjalani profesi dan juga panggilan jiwanya

Menjadi guru adalah pekerjaan mulia, karena mendidik manusia dari tidak tahu menjadi tahu, perasaan puas dan bahagia jika dapat mengubah karakter anak-anak didiknya dari yang tidak baik menjadi baik. Selain mendidik karakter, seorang guru harus dapat membangun relasi dengan orang tua siswa. Hal lain yang kadang terlupa orang kita, ternyata guru dibebani administrasi yang cukup banyak, antara lain membuat perangkat pembelajaran, Prota, Promes, RPP, kisi-kisi soal ujian, koreksi hasil ujian, analisis, dan sebagainya. Beban jam mengajar yang banyak ditambah administrasi yang tidak ada habisnya. Walaupun dari sisi lainnya profesi guru mempunyai waktu libur yang lebih banyak seperti liburan semester dan liburan ujian dibandingkan karyawan kantor lainnya.

Kami mencoba merangkum cerita suka dan duka menjadi guru: “Sukanya kalau murid-muridnya dari ngga ngerti jadi pinter, punya karakter yang lebih baik. Terus kalau denger anak-anak ngobrol.. itu kan guru favorite aku... Hehe rasanya ngga bisa dilukiskan”, sedangkan “Dukanya kalo murid -muridnya ngga sopan. Susah kalau dinasehatin buat yang baik. Kadang kita lagi ngga fit masih harus ngajar sambil cenut-cenut denger anak-anak pada berisik. Tapi gak apa-apa, namanya juga proses membangun karakter bangsa”, ujar Ibu Rina, seorang Guru SMPN 3 Pasar Kemis, Tangerang.

Suka Duka Menjadi Guru

Senada dengan Ibu Titi, seorang guru yang tidak ingin disebut sekolahnya, “Banyak suka dan duka, salah satu sukanya setiap hari bisa tertawa bahagia dengan siswa-siswi, agar beban hidup hilang sesaat”. “Dukanya banyak menghadapi tingkah laku siswa yang berbeda-beda.”

Status Guru Terlunta-lunta 

“Harapan saya mudah-mudahan ditahun 2023 diangkat menjadi PNS, karena saya masih honorer, walaupun sudah lebih dari 15 tahun mengajar. Saya buat daftar P3K aja gak bisa masuk, karena data saya dipermainkan oleh OPS”, keluh Ibu Titi.

Semoga pihak pembuat kebijakan di negeri ini dapat mengakomodir keluhan dan memberikan kesempatan bagi para guru untuk lebih sejahtera. Baik para guru di perkotaan terlebih lagi di pelosok tanah air.